LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEBIDANAN
PADA Ny. “S” G2 P0A1 UK
42 MINGGU
DENGAN POST DATE DI RS AMELIA
PARE KEDIRI

OLEH KELOMPOK :
1. SULIS SETYANINGSIH (201102078)
2. SUSILOWATI (201102079)
3. TITIN FIDYAWATI (201102080)
STIKES KARYA HUSADA
PARE KEDIRI
PRODI D3 KEBIDANAN
TAHUN AJARAN 2013
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN
PERSALINAN POSTMATUR
A. DEFINISI
Kehamilan
postterm disebut juga kehamilan serotinus, kehamilan lewat waktu ,kehamilan
lewat bulan, prolonged pregnancy, postdate/ post datisme/ pasca maturitas
adalah kehamilan yang berlangsung sampai 42 minggu(294 hari) atau lebih ,
dihitung dari hari pertama haid terakhir menurut rumus naegele dengan siklus
haid rata-rata 28 hari (WHO 1977, FIGO 1986)
(Ilmu Kebidanan
Sarwono Prawirohardjo,686)
Persalinan postmatur adalah persalinan dari kehamilan yang
melewati 294 hari atau42 minggu. Diagnosa usia kehamilan didapatkan dengan
perhitungn usia kehamilan denganrumus Naegele atau dengan penghitungan tinggi
fundus uteri
( Kapita Selekta
Kedokteran jilid 1)
Menurut Manuaba
(1998), kehamilan lewat waktu merupakan kehamilan yang melebihi waktu 42 minggu
dan belum terjadi persalinan. Kehamilan umumnya berlangsung 40 minggu atau 280
hari dari Hari Pertama haid terakhir.
Menurut Muchtar
(1998), kehamilan postmatur adalah kehamilan yang berlangsung lebih lama dari
42 minggu, dihitung berdasarkan rumus Neagele dengan siklus haid rata – rata 28
hari.
Menurut
Parwirohardjo (2005), kehamilan lewat waktu atau post term adalah kehamilan
yang melewati 294 hari atau lebih dari 42 minggu.
Sedangkan
menurut Ida Bagus Gde Manuaba kehamilan lewat waktu adalah kehamilan yang
melebihi waktu 42 minggu belum terjadi persalinan.
Jadi dari
pengertian diatas dapat disimpulkan persalinan postmatur/postdate/serotinus
adalah kehamilan yang berlangsung lebih dari 42 minggu.
B. ETIOLOGI
Etiologi belum
diketahui secara pasti namun faktor yang dikemukaan adalah
Ø Masalah
ibu
1. Teori Progesteron, yaitu kadar
progesteron tidak cepat turun walaupun kehamilan telah cukup bulan sehingga
kepekaan uterus terhadap oksitosin berkurang (Rustam, 1998).
2. Servik belum matang dan kecemasan ibu : pada
kehamilan lewat waktu , otot rahim tidak sensitif terhadap rangsangan, karena
ketegangan psikologis atau kelainan pada rahim (Manuaba, 1998).
3. Teori oksitosin : pelepasan oksitosin dari
neurohipofisis ibu hamil yang kurang pada usia kehamilan lanjut diduga sebagai
salah satu faktor penyebab kehamilan postterm
4. Faktor hereditas : bilamana seorang ibu
mengalami kehamilan postterm saat melahirkan anak perempuan , maka besar
kemungkinan anak perempuannya akan mengalami kehamilan postterm
5. Insufisiensi plasenta
Ø Masalah bayi
1. Kelainan pertumbuhan janin : : tekanan
ganglion servikalis akan membangkitkan kontraksi uterus. Pada keaadaan dimana
tidak ada tekana pada fleksus ini, seperti kelainan letak , tali pusat pendek
dan bagian bawah masih tinggi semuanya diduga penyebab terjadinya kehamilan
post term
2. Oligohidramnion
C. PATOFISIOLOGI
Hamil lebih dari 42 minggu
↓
Kadar progesterone tidak cepat turun
sehingga kepekaan uterus terhadap oksitosin berkurang
↓
Akibatnya :
- Kontraksi uterus berkurang
- Persalinan tertunda
↓
Penuaan
plasenta sehingga tidak terjadi infusiensi (gangguan fungsi plasenta)
↓
- Nutritional infusiensi mengakibatkan IUGR
- Respiratori infusiensi
mengakibatkan hipoksia
D. TANDA
DAN GEJALA
Tanda dan gejala tidak terlalu
dirasakan, hanya dilihat dari tuanya kehamilan. Biasanya terjadi pada
masyarakat di pedesaan yang lupa akan hari pertama haid terakhir. Bila tanggal
hari pertama haid terakhir di catat dan diketahui wanita hamil, diagnosis tidak
sukar, namun bila wanita hamil lupa atau tidak tahu, hal ini akan sukar
memastikan diagnosis. Pada pemeriksaan USG dilakukan untuk memeriksa ukuran
diameter biparietal, gerakan janin dan jumlah air ketuban (Muchtar, 1998).
Gerakan janin jarang ( secara subjektif kurang dari 7x / 20 menit atau secara
objektif kurang dari 10x / menit
Menurut Achdiat (2004), umur kehamilan
melewati 294 hari/ genap 42 minggu palpasi bagian – bagian janin lebih jelas
karena berkurangnya air ketuban. Kemungkinan dijumpai abnormalitas detak
jantung janin, dengan pemeriksaan auskultasi maupun kardiotokografi (KTG). Air
ketuban berkurang dengan atau tanpa pengapuran (klasifikasi) plasenta diketahui
dengan pemeriksaan USG.
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Menurut Sujiyatini dkk (2009),
pemeriksaan penunjang yaitu USG untuk menilai usia kehamilan, oligohidramnion,
derajat maturitas plasenta. KTG untuk menilai ada atau tidaknya gawat janin.
Penilaian warna air ketuban dengan amnioskopi atau amniotomi (tes tanpa tekanan
dinilai apakah reaktif atau tidak ada dan tes tekanan oksitosin). Pemeriksaan
sitologi vagina dengan indeks kariopiknotik.
Menurut Mochtar (1998), pemeriksaan
penunjang sangat penting dilakukan, seperti pemeriksaan berat badan ibu,
diikuti kapan berkurangnya berat badan, lingkaran perut dan jumlah air ketuban.
Pemeriksaan yang dilakukan seperti:
a)
Bila wanita hamil tidak tahu atau lupa dengan haid
terakhir setelah persalinan yang lalu, dan ibu menjadi hamil maka ibu harus
memeriksakan kehamilannya dengan teratur, dapat diikuti dengan tinggi fundus
uteri, mulainya gerakan janin dan besarnya janin dapat membantu diagnosis.
b)
Pemeriksaan Ultrasonografi dilakukan untuk memeriksa
ukuran diameter biparietal, gerakan janin dan jumlah air ketuban.
c)
Pemeriksaan berat badan ibu, dengan memantau kenaikan
berat badan setiap kali periksa, terjadi penurunan atau kenaikan berat badan
ibu.
d)
Pemeriksaan Amnioskopi dilakukan untuk melihat derajat
kekeruhan air ketuban menurut warnanya yaitu bila keruh dan kehitaman berarti
air ketuban bercampur mekonium dan bisa mengakibatkan gawat janin
(Prawirohardjo, 2005).
F. PENGARUH PERMASALAHAN KEHAMILAN POSTMATUR
Pengaruh terhadap Ibu dan Janin :
Ø Terhadap Ibu
Persalinan postmatur dapat menyebabkan distosis karena :
a. Aksi uterus tidak terkoordinir.
b. Janin besar.
c. Moulding kepala kurang.
Maka akan sering dijumpai : partus lama, kesalahan letak,
inersia uteri, distosia bahu dan perdarahan postpartum. Hal ini akan menaikan
angka mordibitas dan mortalitas.
Ø Terhadap janin
Jumlah kematian janin/ bayi pada kehamilan 43 minggu tiga
kali lebih besar dari kehamilan 40 minggu karena postmaturitas akan menambah
bahaya pada janin. Pengaruh postmaturitas pada janin bervariasi: berat badan
janin dapat bertambah besar, tetap dan ada yang berkurang, sesudah kehamilan 42
minggu. Ada pula yang bisa terjadi kematian janin dalam kandungan.
Bayi postmatur menunjukan gambaran yang khas, yaitu berupa
kulit keriput, mengelupas lebar-lebar, sianosis, badan kurus yang menunjukan
pengurasan energi, dan maturitas lanjut karena bayi tersebut matanya terbuka.
Kulit keriput telihat sekali pada bagian telapak tangan dan telapak kaki. Kuku
biasanya cukup panjang. Biasanya bayi postmatur tidak mengalami hambatan
pertumbuhan karena berat lahirnya jarang turun dibawah persentil ke-10 untuk
usia gestasinya. Banyak bayi postmatur Clifford mati dan banyak yang sakit
berat akibat asfiksia lahir dan aspirasi mekonium. Berapa bayi yang bertahan
hidup mengalami kerusakan otak
Insidensi sindrom postmaturitas pada bayi berusia 41, 42,
dan 43 minggu masing-masing belum dapat ditentukan dengan pasti. Syndrome ini
terjadi pada sekitar 10% kehamilan antara 41 dan 43 minggu serta meningkat
menjadi 33% pada 44 minggu. Oligohidramnion yang menyertainya secara nyata
meningkatkan kemungkinan postmaturitas.
G. KOMPLIKASI
a) Menurut
Mochtar (1998), komplikasi yang terjadi pada kehamilan serotinus yaitu:
(a)
Komplikasi pada Ibu
Komplikasi yang terjadi pada ibu dapat
menyebabkan partus lama, inersia uteri, atonia uteri dan perdarahan postpartum.
(b)
Komplikasi pada Janin
Komplikasi yang terjadi pada bayi
seperti berat badan janin bertambah besar, tetap atau berkurang, serta dapat
terjadi kematian janin dalam kandungan.
b)
Menurut Prawirohardjo (2006), komplikasi yang terjadi
pada kehamilan serotinus yaitu komplikasi pada Janin. Komplikasi yang
terjadi pada bayi seperti gawat janin, gerakan janin berkurang, kematian janin,
asfiksia neonaturum dan kelainan letak.
c)
Menurut Achdiat (2004), komplikasi yang terjadi pada
kehamilan serotinus yaitu komplikasi pada janin. Komplikasi yang terjadi
seperti : kelainan kongenital, sindroma aspirasi mekonium, gawat janin dalam
persalinan, bayi besar (makrosomia) atau pertumbuhan janin terlambat, kelainan
jangka pangjang pada bayi.
H. TANDA
BAYI POSTMATUR
Tanda
postterm dapat di bagi dalam 3 stadium (Sarwono Prawirohardjo) :
1. Stadium
I
Kulit menunjukkan kehilangan verniks
kaseosa dan maserasi berupa kulit kering, rapuh dan mudah mengelupas.
2. Stadium
II
Gejala di atas disertai pewarnaan
mekonium (kehijauan) pada kulit
3. Stadium
III
Terdapat pewarnaan kekuningan pada
kuku, kulit dan tali pusat
4. Tanda
bayi Postmatur (Manuaba, Ida Bagus Gde, 1998)
- Biasanya lebih berat dari bayi matur ( > 4000 gram)
- Tulang dan sutura kepala lebih keras dari bayi matur
- Rambut lanugo hilang atau sangat kurang
- Verniks kaseosa di bidan kurang
- Kuku-kuku panjang
- Rambut kepala agak tebal
- Kulit agak pucat dengan deskuamasi epitel
I.
PENATALAKSANAAN
Pengelolaan kehamilan lewat waktu diawali dari umur
kehamilan 41 minggu disebabkan meningkatnya pengaruh buruk pada keadaan
perinatal setelah umur kehamilan 40 minggu dan meningkatnya insiden janin
besar.
Pengelolaan persalinan :
Bila sudah dipastikan umur kehamilan
41 minggu, pengelolaan tergantung dari derajat kematangan serviks.
Bila serviks matang (skor bishob > 5) dilakukan
induksi persalinan asal tidak ada janin besar. Jika janin > 4000 gram dilakukan
secetio saesaria.
Pemantauan intra partum dengan
menggunakan KTG dan kehadiran dokter spesialis anak, apalagi bila ditemukan mekonium
mutlak diperlukan.
Pada serviks belum matang (skor
bishop <>
NST dan penilaian volume kantong
amnion. Bila keduanya normal, kehamilan dibiarkan berlanjut dan penilaian janin
dilanjutkan seminggu 2 kali.
Bila ditemukan oligohidramnion
(<>
Bila volume cairan amnion normal dan
NST tidak reaktif, tes dnegan kontraksi (CST) harus dilakukan. Hasil CST
positif janin perlu dilahirkan. CST begatif kehamilan dibiarkan berlangsung dan
penilaian dilakukan 3 hari lagi kemudian.
Keadaan serviks (ekor bishop) harus
dinilai ulang setiap kunjungan pasien dan kehamilan harus diakhiri bila serviks
matang.
Kehamilan lewat waktu dengan
komplikasi seperti DM, Preeklamsia, kehamilan harus diakhiri tanpa harus
memandang keadaan serviks.
Pengelolaan Intrapartum
Pasien tidur miring sebelah kiri
Pergunakan pemantauan elektronik jantung janin
Berikan oksigen bila ditemukan
keadaan jantung yang abnormal
Perhatikan jalannya persalinan
Segera setelah lahir bayi harus segera diperiksa terhadap
kemungkinan hipolikemi, hipovolemi, hipotermi dan polisitemi.
DAFTAR
PUSTAKA
·
Prawirohadjo,sarwono.
2005. Ilmu kebidanan . jakarta : yayasan bina pustaka
·
Prawirohardjo,sarwono.
Pelayanan kesehatan maternal neonatal . Jakarta: YBPSP
·
Pusdiknakes,depkes
RI .1995. manajemen kebidanan. Depkes RI. Jakarta .
·
Varney ,Helen.
2006. Buku ajar asuhan kebidanan . Jakarta : EGC
BAB
II
TINJAUAN
TEORI
I.
PENGKAJIAN
A.
Data
subyektif
a. Nama:-
b. Umur:
usia lebih dari 35 tahun beresiko terjadinya post matur karena usia lebih dari
35 tahun system hormonal sudah menurun atau tidak berjalan dengan baik lagi.
c. Agama:-
d. Suku/bangsa:
juga trdapat bukti bahwa lama gestasi bervariasi berdasarkan ras, juga
mengakibatkan perdesaan dependen-ras dalam insiden lewat waktu ( Walsh, linda
v.2007:463)
e. Pendidikan:
rata-rata ibu yang pendidikannya rendah tidak memeriksakan kebidan sehingga
tidak tahu HPHT.
f. Pekerjaan:
-
g. Penghasilan:
jika pendapatan kurang dari cukup maka untuk memenuhi nutrisi untuk ibu dan
janin kurang terpenuhi.
h. Alamat:-
B. Keluhan
Utama
Rasa takut akibat terlambat lahir. Rasa
takut menjalni operasi dengan akibatnya. (Manuaba,2001:226-227)
C. Riwayat
kesehatan keluarga
Riwayat
kesehatan keluarga tidak berpengaruh terhadap persalinan postmatur
D. Riwayat
kesehatan keluarga
Penyakit yang
mempengaruhi kehamilan postmatur diantaranya gangguan psikologi, hormonal,
kelainan anatomis alat kandungan, keluarga ada keturunan postmatur
(Manuaba,1998:228)
E. Riwayat
Kebidanan
a. Haid
HPHT harus dikaji
dengan teliti untuk mengetahui usia gestasional dengan tepat (
Williams,1995:904)
Perhitungan usia
kehamilan umumnya memakai rumus naegle tetapi selain pengaruh factor di atas
masih ada factor siklus haid dan kesalahan perhitungan (Wiknjaksastro,2005:317)
b.
Riwayat kehamilan,
persalinan dan nifas lalu
Jika memiliki riwayat
postmatur dikehamilan yang lalu maka kehamilan yang selanjutnya beresiko
terjadi postmatur.
c.
Riwayat persalinan yang
lalu
Jumlah kehamilan atau
persalinan sebelumnya dan usia juga ikut mempengaruhi terjadinya postmatur
d.
Riwayat kontrasepsi
Mempergunakan
kontrasepsi hormonal baik suntik KB atau pun pil KB juga bias membuat lupa hari
pertama dari haid yang terakhir. (Kilapong,2009)
F.
Pola kebiasaan
sehari-hari
a.
pola nutrisi
kekurangan nutrisi
dapat menyebabkan pertumbuhan janin kurang berjalan dengan normal sehingga
terjadi kelainan pada janin.
b.
Pola eliminasi
pola eliminasi tidak
berpengaruh terhadap persalinan postmatur
c.
Pola istirahat
pola istirahat ibu yang
kurang akan mempengaruhi psikis ibu yang berdampak pada system hormonnya.
d.
Pola aktivitas
jika aktivitas ibu
pasif maka akan sulit bagian terendah janin mengalami penurunan dan bisa juga
mengalami kelainan letak.
e.
Personal hygine
personal hygiene tidak
berpengaruh terhadap persalinan postmatur
f.
Seksualitas
pada kehamilan tua ibu
tidak melakukan hubungan seksualitas karena takut terjadi kegawatan pada janin
padahal sperma dapat membantu mempercepat kelahiran .
G.
Latar belakang social
budaya
Kebiasaan keluarga yang
menghambat seperti tarak pada makanan akan menyebabkan kekurangan nutrisi
sehingga berakibat oligohidramnion (kekurangan cairan ketuban)
H. Spiritual
Spiritual (ibadah) sangat diperlukan
pada saat hamil untuk menumbuhkan rasa percaya diri saat menghadapi persalinan.
I.
Psikologis
Cemas karena kehamilan lewat waktu
(acuhan nasional,2002:305)
B.
Data
Obyektif
a. Tanda-
tanda vital
Dengan keadaan cemas tekanan darah
,nadi, dan respirasi menjadi meningkat dapat menyebabkan kegawatan pada janin
sehingga dapat terjadi resiko postmatur.
b.
Berat badan
Berat badan yang
mendatar dan menurun bias terjadinya postmatur.
c. Pemeriksaan fisik
-
inspeksi:
jika TFU lebih rendah dari usia kehamilan bisa
terjadi post matur.
gerakan
janin dapat ditentukan secara subyektif ( normal rata-rata 7x/ 120
menit)(sarwono,1999:319)
-palpasi:
gerak
janin menurun kemungkinan bisa terjadi postmatur, gerakan janin dapat
ditentukan
secara subyektif ( normal rata-rata 7x/12menit)(sarwono,1999:319)
Kontraksi
uterus berkurang merupakan tanda-tanda terjadinya postmatur.
LEOPOLD
I
Menentukan
tuanya kehamilan dari tinggi fundus uteri dan bagian apa yang terdpat di fundus
LEOPOLD
II
Menetukan
letak punggung anak
LEOPOLD
III
Menentukan
bagian janin yang di bawah dan bagian bawah tersebut sudah masuk PAP atau belum
LEOPOLD
IV
Menetujkan
bagian terbawah janin dan seberapa
jauh masuknya bagian bawah kedalam pintu
atas panggul.
-auskultasi:
Djj cepat atau lambat bias mempengaruhi postmatur karena janin mengalami
asfiksia.
d. pemeriksaan menunjang
- Rontgenologik
Dapat
dijumpai pusat-pusat penulangan pada bagian distal femur bagian proksimal
tibia, tulang kuboid, diameter bipariental 9,8cm/lebih
-USG
Dengan
USG kita dapat mengetahui ukuran diameter bipariental, gerak janin dan jumlah
air ketuban.
-Kardiotokografi
Mengawasi
dan membaca denyut jantung janin, karena insufiensi plasenta (Rustam, 1998:222)
-
Amnioskopi
Melihat derajat
kekeruhan air ketuban, menurut warnanya air ketuban bias mengetahu apakah bayi
mengalami asfiksi atau tidak, asfiksi salah satu penyebab kehamilan postmatur.
II. IDENTITAS DIAGNOSA
Diagnosa:
GPAOAH umur kehailan .42 minggu dengan postmatur.
III. MASALAH POTENSIAL
Masalah
yang mungkin terjadi pada kehamilan postmatur:
1.
Dengan kehamilan
postmatur bisa mengakibatkan kematian pada janin dalam kandungan.
2.
Pada saat lahir bayi
dapt mengalami asfiksia.
3. Akan
mengakibatkan banyak konflikasi persalinan dan pada bayi. Seperti distosia
bahu, partus lama, kulit kriput pada bayi, sianosis dan maturitas lanjut karena
bayi tersebut matanya terbuka
IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA
Bidan
tidak berwenang menangani persalinan postmatur sehingga dilakukan rujukan ke
dr. obgyne
V. PERENCANAAN
Diagnosa:
GPAOAH umur kehailan .42 minggu dengan postmatur.
Tujuan:
Dengan asuhan yang telah diberikan diharapkan ibu dapat memahami keadaannya dan
ibu kooperatif denagn tindakan/terapi yang akan dilakukan agar bayi dapat lahir
dengan selamat.
Kriteria
Hasil: Kriteria-kriteria normal untuk memenuhi hasil sesuai dengan tujuan yang
dicapai.
Intervensi
: intervensi yang perlu dilakukan pada persalinan postmatur adalah tergantung
dengan kondisi keadaan servik dan volume amnion.
VI. IMPLEMENTASI
Langkah
pelaksanaan dalam asuhan dilakukan sesuai dengan rencana yang telah di
tetapkan. Baik secara mandiri, kolaborasi atau rujukan . pelaksanaan tindakan
diupayakan dalam waktu yang singkat dan efektif, hemat dan berkualitas ( depkes
RI 1995, 11)
VII. EVALUASI
·
Evaluasi adalah langkah
akhir dari proses manajemen kebidanan
·
Tindakan pengukuran
antara keberhasilan dan rencana
·
Tujuan evaluasi untuk
mengetahui sejauh mana keberhasilan tindakan yang dilakukan
( depkes RI
1995.11)
Dalam evaluasi
harus dicantumkan juga
S: Data
Subyektif
Menggambarkan
pendokumentasian hasil melalui anamneses
O: Data Obyektif
Menggambarkan
pendokumentasian laboratorium tes, diagnosa yang dirumuskan dalam data focus
untuk mendukung asaament.
A: Asassment
Menggambarkan
hasil analisa data dan interpretasi data subyektif dan obyektif dalam suatu
identifikasi
1.
Diagnose/masalah
2.
Antisipasi diagnose
lain/masalah potensial
P: menggambarkan pendokumentasian, perencanaan,
tindakan, evaluasi berdasarkan assasmen ( Depkes RI, 1995:7-10)
ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny. “S” G2 P0A1 UK
42 MINGGU
DENGAN POST DATE DI RS AMELIA
PARE KEDIRI
I. PENGKAJIAN
Tanggal
Pengkajian : 08 Maret 2013 pukul : 10.00 WIB
Tanggal
MRS : 08 Maret 2013 pukul : 23.30 WIB
Tempat
Pengkajian :RS AMELIA PARE KEDIRI
No. Reg : 100823
- Data subyektif
1. Biodata
Istri Suami
Nama : Ny.”S” Nama Suami : Tn.”G”
Umur : 25 Tahun
Umur : 29 Tahun
Agama : Islam
Agama : Islam
Suku/bangsa :
Jawa/Indonesia Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan :
SLTA Pendidikan : STM
Pekerjaan : IRT
Pekerjaan : Swasta (pabrik)
Penghasilan : -
Penghasilan : Rp 1.500.000,00
Alamat : Ds Bendo rt 02/03 pare
2. Keluhan utama
Ibu mengatakan datang ke rumah sakit
dengan suami,ibu mengatakan bahwa kehamilannya sudah lewat 13 hari dari
perkiraan kelahiran.
3. Riwayat kesehatan
- Riwayat kesehatan yang lalu
Ibu mengatakan sebelum hamil tidak
pernah menderita penyakit sesak nafas (asma), batuk yang tidak sembuh-sembuh
dan disertai darah (TBC) , tidak pernah menderita sakit kuning (Hepatitis),
kencing manis (DM), darah tinggi (hipertensi), jantung, tidak pernah operasi,
tidak pernah menderita penyakit akibat hubungan seksualitas seperti :Sipilis,
Gonorhoe, condiloma accuminata, condilomamatalata, serta HIV/AIDS.
- Riwayat kesehatan sekarang
Ibu tidak sedang menderita sakit
seperti pusing yang hebat (hipertensi), sesak nafas (asma), batuk yang lama dan
berdarah (TBC), dan jantung. Tidak pernah sakit dengan gejala batuk yang lama
lebih dari 1 bulan, kencing manis (DM), jantung, penyakit kuning (hepatitis),
dan keputihan yang tidak kunjung sembuh, tidak pernah operasi, tidak pernah
menderita penyakit akibat hubungan seksualitas seperti :Sipilis, Gonorhe,
condiloma accuminata, condiloma matalata, serta HIV/AIDS.
4. Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarga istri
dan suami tidak ada yang menderita penyakit TBC, sakit kuning (hepatitis),
kencing manis, jantung, darah tinggi, dan sesak nafas (asma), dan dalam
keluarga tidak ada yang keturunan kembar.
5. Riwayat Kebidanan
Haid
Menarche : Usia 13 thn
Siklus : Siklus 28-30 hari
Lama Haid : 7 – 8 hari
Warna : Hari pertama dan terakhir
berwarna coklat, hari kedua selanjutnya berwarna merah segar.
Jumlah : Sehari
ganti 2 – 3 softex / hari
Fluor albus :
Kadang – kadang tidak berbau, tidak berwarna
Dismininorhea :
Kadang-kadang 2 hari sebelum haid ibu merasakan nyeri perut.
Konsistensi :
Encer kadang ada gumpalan.
HPHT : 18 mei 2012
Riwayat kehamilan,persalinan dan
nifas lalu
Ibu mengatakan pertama kali hamil
pada usia 23 tahun dan ibu mengalami keguguran pada usia kehamilan2 bulan dan
ibu kuretase di RS.
Riwayat Kehamilan Sekarang
Ibu mengatakan
hamil yang kedua. Kehamilan sekarang berusia 42 minggu, sewaktu hamil muda ibu
sering mual muntah di pagi hari dan napsu makan berkurang. Keluhan tersebut
hilang setelah kehamilan 3 bulan. Ibu mulai merasakan gerakan janin sejak usia
5 bulan.Selama hamil ibu rutin periksa hamil ke bidan sebanyak 8 kali.Ibu sudah
mendapatkan TT lengkap. Dan ibu mendapatkan penyuluhan tentang perawatan
payudara dan kebutuhan nutrisi ibu hamil.
Riwayat KB
Ibu mengatakan belum pernah memakai
alat KB apapun dan rencanya setelah melahirkan akan memakai KB suntik 3 bulan.
6. Pola Kebiasaan Sehari – hari
a) Pola Nutrisi
Sebelum Hamil :
Ibu makan 3 kali sehari dengan porsi
cukup terdiri dari nasi, sayur (Sawi, kangkung, bayam, kacang-kacangan) lauk
(tempe, daging, telur, tahu) buah, minum air putih 6 – 7 gelas/ hari kadang
minum susu atau teh manis 1 gelas/ hari
Saat Hamil :
Ibu makan 3 kali sehari dengan porsi
sedang terdiri dari nasi, sayur (Sawi, kangkung, bayam, kacang-kacangan) lauk
(tempe, daging, telur, tahu) buah, minum air putih 6 – 7 gelas/ hari, minum
susu 2x sehari.
b) Pola Eliminasi
Sebelum hamil :
BAB 1x sehari dan BAK 4-5x sehari.
Selama hamil :
BAB 1x sehari dn BAK 6-7 x sehari.
c) Pola Istirahat
Sebelum hamil :
Ibu istirahat cukup, tidur malam
mulai jam 21.00 bangun jam 05.00 pagi. Tidur siang 1 jam mulai jam 13.00 –
14.00.
Saat hamil.
Ibu mengatakan istirahat cukup,
tidur malam mulai jam 21.00 bangun jam 05.00 pagi. Tidur siang 1
jam mulai jam 13.00 – 14.00.
d) Pola Aktifitas
Sebelum dan selama hamil ibu
melakukan pekerjaan rumah tangga seperti menyapu, mengepel, memasak, mencuci,
dll.
e) Personal Hygine
Sebelum hamil :
Mandi 2 kali/ hari, keramas 2 hari sekali, gosok gigi 2 kali/ hari, ganti baju
dan celana dalam 2 kali/ hari.
Saat hamil :
Mandi 2 kali/ hari, keramas 2 hari sekali, gosok gigi 2 kali/ hari, ganti baju
dan celana dalam 2 kali/ hari atau setiap kali terasa basah.
f) Seksual
Sebelum hamil :
Ibu melakukan hubungan seksual dengan suaminya 3- 4x dalam seminggu.
Selama hamil :
Ibu mengatakan jarang melakukan hubungan seksual karena ibu merasa tidak nyaman
dan takut bila terjadi sesuatu. Pada 3 bulan pertama ibu melakukan hubungan
seks dengan suaminya 1x dalam seminggu. Dan saat usia kehamilan 6 bulan keatas
ibu melakukan hanya 1x dalam sebulan. Setelah melahirkan ibu akan melakukan
hubungan seks dengan suaminya setelah 40 hari setelah melahirkan.
7. Latar Belakang Sosial Budaya
Ibu dan keluarga menganut adat Jawa,
melakukan upacara selamatan brokohan untuk menyambut kelahiran bayi, upacara 7
bulan (tingkepan)dan dalam keluarga tidak ada adat berpantang terhadap satu
makan tertentu, tidak pernah pijat kedukun, tidak minum jamu-jamuan dalam
pengambilan keputusan dilakukan oleh suami, bila sakit ibu dan keluarga berobat
kepetugas kesehatan.
8. Spiritual
Ibu dan keluarga beragama Islam,
selalu taat beribadah dan berdo’a kepada Allah agar bayinya cepat lahir sehat
dan selamat.
9. Riwayat ketergantungan
Ibu dan anggota keluarga tidak
pernah ada ketergantungan terhadap obat-obat tertentu, rokok, alcohol, jamu
tradisional, kopi.
- Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
- K/U : Baik
- Kesadaran : Composmentis
- Antropometri
BB sebelum hamil : 49 kg
BB waktu hamil : 65 kg
TB : 163 cm
Lila : 26 cm
- TTV : TD : 120/80 mmHg RR : 20x/
mnt
N : 80 x/mnt S : 36,5oC
- HPL : 25 februari 2013
2. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
Kepada : Kulit
kepala bersih, rambut warna hitam, rambut tidak rontok.
Muka : Tidak
pucat, tidak odema, tidak tampak cloasma gravidarum.
Mata :
Simetris, sklera putih, konjungtiva tidak anemis.
Mulut : Bersih,
tidak ada karies gigi, gusi tidak berdarah, bibir lembab, tidak ada stomatitis.
Telinga :
Bersih, simetris, tidak ada serumen.
Leher : Tidak
ada pembesaran kelenjar tyroid, kelenjar limfe dan pembesaran vena jogularis.
Dada :
Pernapasan teratur, puting menonjol, tampak hiperpigmentasi areola mamae.
Perut : Bersih,
tida ada bekas luka operasi, tidak tampak strie livida dan linia nigra,
pembesaran perut sesuai umur kehamilan.
Genetalia :
Bersih, tidak odema, tidak ada varises, tidak ada candiloma acuminate.
Anus : Bersih,
tidak ada hemoroid.
Ekstremtas :
Tidak odema, tidak tampak varices.
b. Palpasi
Kepala : Tidak ada benjolan
Leher : Tidak ada pembesaran vena jugilaris,kelanjar
tyroid dan kelanjar getah bening.
Dada : Pada
payudara tidak ada benjolan abnormal,ASI (kolostrum) belum keluar.
Abdomen : - TFU : Me Donald 33 cm
- TBJ : (33 – 11) x 155 : 3410 gram
- Leopold I : TFU
3 jari dibawah Px. Pada bagian fundus teraba bokong.
- Leopold II :
Pada perut sebelah kiri teraba bagian keras seperti papan ( punggung ) ,
dibagian kiri teraba bagian kecil janin
- Leopold III :
Pada bagian bawah teraba kepala) dan tidak dapat digoyangkan.
- Leopold IV : kepala bayi sudah masuk
PAP.
His 1-2x dalam
10 menit lama 20 detik.
c. Auskultasi : DJJ :
12-11-12 = 140x / menit
d. Perkusi
Reflek patella kanan kiri (+/+)
II. IDENTIFIKASI MASALAH/
DIAGNOSA
Dx : Ny. “S” G2 P0A1 UK 42 minggu,
janin tunggal, hidup, intra uteri,letak
membujur, sikap fleksi,
presentasi kepala dengan K/U ibu dan janin baik.
Ds : Ibu
mengatakan kehamilannya sudah lewat pada taksiran persalinan dan belum ada
tanda-tanda untuk melahirkan.
Do : - HPHT : 18 mei 2012
- HPL : 25 februari 2013
- TTV : - T :
120/80 mmHg - N : 84x/menit
- S : 36,50C - R :
20x/menit
- Palpasi
Leopold I : TFU
3 jari dibawah Px. Pada bagian fundus teraba bokong.
Leopold II :
Pada perut sebelah kiri teraba bagian keras seperti papan ( punggung ) ,
dibagian kiri teraba bagian kecil janin
Leopold III :
Pada bagian bawah teraba kepala) dan tidak dapat digoyangkan.
Leopold IV : kepala bayi sudah
masuk PAP.
- His 1-2x
dalam 10 menit lama 20 detik.
- TFU : 33 cm
- TBJ : (33 –
12) x 155 : 3100 gram
- Auskultasi
- DJJ :
136x/menit.
III. ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL
- Persalinan patologi.
IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA
- Konsul ke dr.Obgyn.
V. PERENCANAAN
Tanggal 08 maret 2013 Pukul : 19.45
WIB
Dx : Ny. “S” G2 P0A1 UK 42 minggu,
janin tunggal, hidup, intra uteri, letak membujur, sikap fleksi, presentasi
kepala dengan K/U ibu dan janin baik.
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan
kebidanan ± 30 menit ibu mengerti tentang kehamilan post date dan kemungkinan
cara persalinannya.
Kriteria hasil
- Ibu mengerti
tentang penjelasan yang telah di berikan oleh bidan tentang kehamilan post
date.
- Ibu mengerti
tentang kemungkinan cara peralinannya.
Intervensi :
1. Jelaskan pada ibu tentang
kehamilan post date.
R/ Menambah pengetahuan ibu dan ibu
mengerti tentang kehamilan postdate sehingga ibu lebih kooperatif dalam semua
tindakan.
2. Beritahu ibu tentang hasil
pemeriksaan.
R/ Ibu mengerti
dengan hasil pemeriksaan.
3. Jelaskan
pada ibu dan suami tentang kemungkinan cara persalinan.
R/ Ibu mengerti
persalinan yang akan dihadapi.
4. Konsul ke dr.Obgyn
R/ Untuk mendapatkan
penanganan lebih cepat.
5. Lakukan pemantauan TTV dan DJJ
Untuk
mengatahui keadaan ibu dan perkembangan janin.
6. Memotivasi
dan memberi dukungan pada ibu.
R/ Ibu merasa
tenang dalam menghadapi pesalinan nanti.
7. Anjurkan
pada ibu untuk selalu berdo’a
R/ Untuk
meminta agar persalinannya berjalan lancar.
VI. Implementsi
Tanggal : 08 maret 2013 pukul :
19.55 WIB
Dx : Ny. “S” G2 P0A1 UK 42 minggu,
janin tunggal, hidup, intra uteri, letak membujur, sikap fleksi, presentasi
kepala dengan K/U ibu dan janin baik.
Implementasi :
1. Menjelaskan pada ibu tentang
kehamilan postdate.
2. Memberitahu ibu tentang hasil
pemeriksaan.
3. Menjelaskan pada ibu dan suami
tentang kemungkinan cara persaalinan.
4. Konsul ke dr.Obgyn.
5. Melakukan pemantauan TTV dan DJJ.
6. Memotivasi
dan memberi dukungan pada ibu.
7. Menganjurkan pada ibu untuk
selalu berdo’a.
VII. Evaluasi
Tanggal : 08 maret 2013 pukul :
20.15 wib
Dx : Ny. “S” G2P0A1 UK 42 minggu,
janin tunggal, hidup, intra uteri, letak membujur, sikap fleksi, presentasi
kepala dengan K/U ibu dan janin baik.
S : Ibu
mengatakan mengerti dan paham atas penjelasan yang telah diberikan bidan
tentang kemungkinan cara persalinan dengan induksi dan syarat-syarat induksi.serta
kemungkinan dilakukannya sectio secarea.
O :
- Ibu tampak
lega setelah mendapatkan penjelasan oleh bidan tentang kondisinya.
- ibu dapat mengerti bahwa
persalinan ini harus segera di akhiri dengan cara induksi
- Ibu bisa
menjelaskan kembali tentang syarat-syarat induksi dan apabila
induksi tidak ada respon kemungkinan dilakukan sectio secarea
- Instruksi
dokter untuk dilakukan terminasi dengan induksi.
A : Ny “ S” mengerti dengan penjelasan dari
bidan tentang induksi persalinan
P : - Inform
consent.
-
Pasang infus
-
Pantau keadaan ibu
-
Pantau kesejahteraan janin
-
Memberi dukungan kepada ibu dan
keluarga
-
Mengobservasi kemajuan persalinan